Blogroll

Akrab Senada, adalah Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia. merupakan kumpulan pemikiran, program, dan materi pelajaran dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Sejarah khususnya tingkat SMA.

Umroh

Masjid Nabawi, Saat melaksanakan umroh tahun 2010 sebagai wujud rasa syukur atas rizki yang kami terima .

Presentasi Pendampingan implementasi Kurikulum 2013

Saat mempresentasikan Kurikulum 2013 dalam acara pendampingan implementasi Kurtilas.

IN 2014

Ketika mengikuti pelatihan Instruktur guru sejarah tingkat nasional di Cianjur tanggal 9 - 15 Juni 2014.

TTS Interaktif

Menggunakan Teka Teki Sejarah Interaktif sebagai media pembelajaran.

Bersama Sejarawan Nasional, Anhar Gonggong

Memperingati Hari Sejarah Nasional

Sunday, April 28, 2013

Silabus dan RPP Sejarah Kelas XII IPS 2013

Tuesday, April 23, 2013

Power point Sejarah 2

Sunday, April 14, 2013

Jejak sejarah masa lampau




A.     JEJAK SEJARAH MASA LAMPAU

1. Peristiwa Sejarah
Peristiwa sejarah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat akan memberikan pengaruh pada kehidupan masyarakat tersebut. Peristiwa tersebut dapat memberikan pengaruh positif atau negatif. Pengaruh positif suatu peristiwa sejarah akan membawa perubahan kearah kemajuan, kebaikan, atau semangat pada kehidupan masyarakat. Misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan, peristiwa tersebut membawa pengaruh positif karena menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah terbebas dari berbagai macam bentuk penindasan dan penjajahan. Bangsa Indonesia dapat hidup bebas dan merdeka tanpa tekanan  atau kekangan dari bangsa lain.
Pengaruh negatif suatu peristiwa sejarah akan menyebabkan tumbuhnya keresahan, kekecewan, ketidakpercayaan, atau kegelisahan dalam kehidupan masyarakat. Misalnya jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998. Peristiwa ini menimbulkan pengaruh negatif, karena kehidupan bangsa Indonesia menjadi tidak menentu, ditambah dengan krisis moneter yang berpengaruh besar pada kehidupan ekonomi  rakyat.
Dengan demikian, pengaruh positif atau negatif yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa sejarah, tergantung kepada latar belakang atau sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa bersejarah.

1.     Peninggalan Sejarah
Diberbagai daerah di Indonesia banyak ditemukan peninggalan sejarah berupa fosil, kapak batu, lukisan pada dinding gua, alat-alat dan senjata dari batu dan tulang, berbagai perhiasan dari tembaga, perunggu, kuningan, perak atau emas dan peninggalan berupa bangunan.
Peninggalan sejarah dari zaman pengaruh Hindu-Budha di Indonesia banyak meninggalkan peninggalan berupa candi,  seperti Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan lain-lain. Dan juga berupa prasasti, seperti prasasti dari kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut menjadi bahan penelitian bagi para sejarawan untuk merekonstruksi masa lampau.
Peninggalan sejarah dari zaman pengaruh agama Islam di Indonesia dari abad ke-7 sampai abad ke-18 hanya berupa makam dan bangunan mesjid. Seperti makam para Walisanga, mesjid Banten, atau makam orang-orang yang menyebarkan agama Islam, serta seni kaligrafi.

2.     Monumen Peringatan Peristiwa Sejarah
Selain adanya peninggalan sejarah, ada pula bentuk peninggalan untuk memperingati suatu peristiwa sejarah. Peninggalan ini berupa bangunan yang dibuat agar orang-orang yang hidup setelah terjadinya peristiwa sejarah itu dapat mengenang dan memperingati semangat  dan nilai-nilai perjuangannya. Misalnya, monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya di Jakarta dibangun untuk mengenang para pahlawan revolusi pada saat mempertahankan ideology Pancasila. Monumen tugu Pahlawan di Surabaya dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela berkorban mempertahankan kemerdekaan dari usaha sekutu yang ingin mengembalikan imperialisme. Dan Tugu Muda di Semarang dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa prasejarah



TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

A.     JEJAK SEJARAH MASA LAMPAU

1. Peristiwa Sejarah
Peristiwa sejarah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat akan memberikan pengaruh pada kehidupan masyarakat tersebut. Peristiwa tersebut dapat memberikan pengaruh positif atau negatif. Pengaruh positif suatu peristiwa sejarah akan membawa perubahan kearah kemajuan, kebaikan, atau semangat pada kehidupan masyarakat. Misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan, peristiwa tersebut membawa pengaruh positif karena menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah terbebas dari berbagai macam bentuk penindasan dan penjajahan. Bangsa Indonesia dapat hidup bebas dan merdeka tanpa tekanan  atau kekangan dari bangsa lain.
Pengaruh negatif suatu peristiwa sejarah akan menyebabkan tumbuhnya keresahan, kekecewan, ketidakpercayaan, atau kegelisahan dalam kehidupan masyarakat. Misalnya jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998. Peristiwa ini menimbulkan pengaruh negatif, karena kehidupan bangsa Indonesia menjadi tidak menentu, ditambah dengan krisis moneter yang berpengaruh besar pada kehidupan ekonomi  rakyat.
Dengan demikian, pengaruh positif atau negatif yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa sejarah, tergantung kepada latar belakang atau sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa bersejarah.

1.     Peninggalan Sejarah
Diberbagai daerah di Indonesia banyak ditemukan peninggalan sejarah berupa fosil, kapak batu, lukisan pada dinding gua, alat-alat dan senjata dari batu dan tulang, berbagai perhiasan dari tembaga, perunggu, kuningan, perak atau emas dan peninggalan berupa bangunan.
Peninggalan sejarah dari zaman pengaruh Hindu-Budha di Indonesia banyak meninggalkan peninggalan berupa candi,  seperti Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan lain-lain. Dan juga berupa prasasti, seperti prasasti dari kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut menjadi bahan penelitian bagi para sejarawan untuk merekonstruksi masa lampau.
Peninggalan sejarah dari zaman pengaruh agama Islam di Indonesia dari abad ke-7 sampai abad ke-18 hanya berupa makam dan bangunan mesjid. Seperti makam para Walisanga, mesjid Banten, atau makam orang-orang yang menyebarkan agama Islam, serta seni kaligrafi.

2.     Monumen Peringatan Peristiwa Sejarah
Selain adanya peninggalan sejarah, ada pula bentuk peninggalan untuk memperingati suatu peristiwa sejarah. Peninggalan ini berupa bangunan yang dibuat agar orang-orang yang hidup setelah terjadinya peristiwa sejarah itu dapat mengenang dan memperingati semangat  dan nilai-nilai perjuangannya. Misalnya, monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya di Jakarta dibangun untuk mengenang para pahlawan revolusi pada saat mempertahankan ideology Pancasila. Monumen tugu Pahlawan di Surabaya dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela berkorban mempertahankan kemerdekaan dari usaha sekutu yang ingin mengembalikan imperialisme. Dan Tugu Muda di Semarang dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Kegunaan sejarah



A.    KEGUNAAN SEJARAH

Sejarah sebagai ilmu tidak ada gunanya jika tidak bermanfaat bagi manusia. Kegunaan sejarah secara sempit dapat dirasakan dalam bidang pengajaran. Sejak dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan, bahkan sekolah tinggi, para siswa diberi pelajaran sejarah. Pada setiap tingkat pendidikan, pengajarannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik. Ditingkat pendidikan dasar cenderung bersifat sebagai hafalan, disekolah lanjutan pada sifat pengertian, sedangkan di pendidikan tinggi ditekankan pada sifat kritik dan analisis.
Diluar pengajaran, sejarah mempunyai kegunaan yang luas dan mendalam. Beberapa kegunaan sejarah antara lain :

1.     Bersifat edukatif
Kita sering mendengar ungkapan “belajar dari sejarah”, “belajarlah dari pengalaman”, “sejarah mengajarkan kepada kita”, “Historia Vitae Magistra” (Sejarah adalah guru kehidupan) dan ungkapan lain. Ungkapan tersebut mengandung arti bahwa sejarah memberi pelajaran bagi kehidupan manusia. Banyak nilai-nilai berharga yang dapat kita petik dari pelajaran sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi sejarah banyak mengajarkan moral.
Peristiwa masa lalu tidak sedikit memberikan pelajaran tentang menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika bangsa kita dijajah, banyak terjadi perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam menegakkan kebenaran untuk melepaskan diri dari kekuasaan bangsa lain dan mendirikan sebuah negara yang bebas. Perjuangan yang mereka lakukan tidaklah sia-sia. Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Apa yang mereka perjuangkan dimasa lalu memiliki nilai-nilai luhur dan dapat menjadi cermin kehidupan bagi kita sekarang.
Pada masa kekuasaan raja-raja, kita dapat belajar dari bagaimana raja-raja itu memerintah. Ada raja yang memerintah dengan adil, dihormati oleh rakyatnya. Sehingga kerajaan yang dipimpinnya dapat berlangung dengan aman dan tidak mengalami kegoncangan pemerintahan. Akan tetapi tidak sedikit juga raja-raja yang memerintah secara sewenang-wenang, otoriter dan menyengsarakan rakyat. Pemerintahan demikian akan menimbulkan pemberontakan dan perebutan kekuasaan. Raja-raja  yang tidak adil sering berakhir dengan tragis. Gambaran seperti itu sampai sekarang masih sering terjadi. Sehingga sering kita mendengar adanya usaha kudeta untuk menggulingkan pemerintahan yang demikian.
Kejujuran adalah nilai-nilai yang juga diajarkan dalam sejarah. Ketidakjujuran akan berakibat tatanan kehidupan menjadi rusak. Beberapa peristiwa sejarah yang menggambarkan akibat dari ketidakjujuran, misalnya intrik-intrik politik dalam keluarga kerajaan. Hubungan keluarga kerajaan atau aparat yang tidak harmonis sering menimbulkan saling fitnah dan isyu untuk saling menjatuhkan. Akibatnya adalah timbulnya krisis politik sampai akhirnya menyebabkan kehancuran kerajaan. Hancurnya kerajaan akan berakibat juga pada kehidupan masyarakat.
Tegaknya suatu cita-cita harus ditunjang oleh adanya jiwa keberanian berbuat yang dapat dipertangggunggjawabkan. Keberanian adalah nilai-nilai yang dapat menjadi modal bagi tegaknya cita-cita. Masyarakat yang memiliki keberanian yang tinggi akan menjadi bangsa yang maju.
Nilai-nilai rela berkorban pun  banyak diajarkan. Perjuangan  bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekan banyak menunjukan adanya jiwa rela berkorban. Dengan nilai rela berkorban ini menjadi salah satu kekuatan terciptanya kemerdekaan Republik Indonesia.


2.     Kegunaan Inspiratif

Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori  oleh berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi perjuangan yang modern, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional kedua. Pada kebangkitan nasional pertama, bangsa Indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dicapainya.
Untuk mengembangkan dan mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia ingin melakukan kebangkitan nasional kedua dengan bercita-cita mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain. Bangsa Indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Untuk itu bangsa Indonesia sekarang harus giat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui iptek yang dikuasainya, bangsa Indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan disegani serta dapat ikut menjaga ketertiban dunia.
Dalam kebangkitan umat, para pemimpin Islam juga dapat menjadikan peristiwa  masa lampau sebagai inspirasi. Dalam masa sekarang umat Islam diajak untuk dapat kembali bangkit sebagai pemenang dalam mengarungi kehidupan dunia. Berbagai usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia dilakukan dimana-mana, seperti pengembangan lembaga pendidikan diberbagai pesantren dan mendirikan beberapa lembaga keuangan yang tidak diharamkan oleh agama.
Kejayaan Islam pada masa lampau, terutama sebelum bangsa Eropa mengalami Renaissance, diusahakan untuk membangkitkan kepercayaan diri sebagian umat yang masih terkagum-kagum dengan bangsa maju non muslim. Umat Islam dapat menjadi bangsa yang maju itu pernah dibuktikan dalam sejarah.

3.     Kegunaan Rekreatif

Kegunaan lain dari sejarah adalah kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat merasa terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari para sejarawan terasa mampu menghipnotis pembaca. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan sejarah tersebut pembaca merasa senang. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan, dan dirasakan sebagai kebutuhan.
Pembaca tulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajinasi kemasa lampau. Disini sejarawan dapat menjadi pemandu atau guide. Orang yang ingin melihat situasi suatu daerah dimasa lampau dapat membacanya dari hasil penulisan para sejarawan.
Melalui proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa sejarah dimasa lampau memungkinkan orang untuk bercermin diri. Orang yang pesimis dapat diajak menjadi optimis dengan ditunjukan akan masa depan umat manusia yang masih terbuka. Peristiwa masa lampau memang sudah berlalu, tetapi yang lampau itu masih berpengaruh terhadap kehidupan sekarang sehingga orang dapat mengambil suatu kebijakan untuk kepentingan sekarang dan masa depan. Disinilah pentingnya  pembelajaran dengan menggunakan suatu strategi termasuk dalam belajar sejarah. Belajar tidak hanya sekedar bagaimana kita belajar, melainkan  juga bagaimana belajar untuk belajar itu sendiri.

Periodisasi dan kronologi sejarah



A.    PERIODISASI DAN KRONOLOGI

Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks waktu. Dalam kehidupannya, manusia terikat oleh ruang dan waktu. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Ketiganya menunjukan adanya keseimbangan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa sekarang menentukan masa depan. Untuk memudahkan memahami konsep waktu maka dibuatlah periodisasi dan kronologi dalam sejarah.

1.    Periodisasi.
     
      Untuk memudahkan  mengetahui bagaimana kehidupan manusia dalam rentang waktu dibuatlah periodisasi. Maksud dari periodisasi adalah semacam rangkain serial  menurut urutan zaman.
      Periodisasi dibuat dengan tujuan agar dapat diketahui ciri khas atau karakteristik kehidupan manusia sehingga mudah dipahami. Dalam periodisasi ini akan diketahui :
a.       perkembangan kehidupan manusia
b.      kesinambungan antara periode yang satu dengan periode berikutnya.
c.       terjadinya fenomena yang berulang
d.      perubahan dari periode yang awal sampai pada periode berikutnya

                  Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama.
                  Pengulangan yang dimakud disini adalah adanya fenomena yang berulang, bukan peristiwa yang berulang. Sebab peristiwa itu terjadi hanya satu kali. Perubahan terjadi bila masyarakat  mengalami pergeseran, sama dengan perkembangan. Akan tetapi asumsinya adalah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan itu terjadi karena pengaruh dari luar.
                  Penyusunan periodisasi bergantung pada jenis sejarah yang akan ditulisnya. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, bergantung pada pendiriannya. Periodisasi perkembangan politik akan menyangkut periodisasi kerajaan-kerajaan kuno atau dinasti. Misalnya, kerajaan–kerajaan kuno di Indonesia mulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam.
                  Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai dari masa berburu mengumpulkan makanan, menanam, berkebun atau bersawah, sampai dengan masa produksi. Pada setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya.
                  Contoh periodisasi sejarah Indonesia berdasarkan hasil kebudayaan :
Zaman
Hasil kebudayaan
Cara hidup
Jenis Manusia
Palaeolithikum
Budaya Pacitan
-   Kapak Penetak (Chopper)
-   Kapak Perimbas
Budaya Ngandong
-     Alat-alat tulang dan tanduk rusa
-     Flakes (alat-alat yang terbuat dari batu-batu kecil)
-    Food gathering awal (berburu, menangkap ikan, mengumpulkan keladi, ubi dan buah-buahan)
-    Nomaden
-           
-    Pithecantropus
-    Sinanthropus Pekinensis
-    Homo Wajakensis
-    Homo Soloensis
-    Pithecantropus Erectus
-    Pithecantropus Robustus
-    Mojokertensis
-    Megantropus PalaeoJavanicus
Mesolithikum
Budaya Bacson Hoabin
- Kapak Sumatera/kapak genggam (Pebble Culture)
- Alat-alat tulang (Bone Culture)
- Flakes
- Kapak Pendek (Hache Courte)
- Food Gathering tahap lanjut
- Hidup semi nomaden (sebagian sudah menetap dan sebagian lagi masih mengembara)
- Abris sous roche
- Kjokkenmoddinger
Papua Melanesoide
-      suku Irian
-      suku Sakai     (Siak)
-      suku Atca
-      suku Aborigin
-      suku Semang
Neolithikum
- Kapak Lonjong
- Kapak Bahu
- Kapak persegi
- Tembikar
- Barang-barang perhiasan
-  Masa Food Producing
-  Bercocok tanam
-  Nelayan
-  Beternak
Proto Melayu
-       Nias
-       Toraja
-       Sasak
-       Dayak
Megalithikum
Kebudayaan Dongson
- Dolmen
- Kubur batu
- Arca
- Manik-manik
- Menhir
- Punden berundak-undak
- Sarkofagus
- Food Production
- Tempat tinggal menetap
- Bercocok tanam
- Beternak
- Nelayan
- Membuat gerabah
- Rumah panggung
Proto Melayu
-   Nias
-   Toraja
-   Sasak
-   Dayak


2.     Kronologi
Kronologi sejarah merupakan urutan peristiwa sejarah yang terjadi berdasarkan urutan waktu. Pada masa lalu ada kebiasaan untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan pemerintahan. Peristiwa itu misalnya proses awal berdirinya suatu kerajaan, penaklukan terhadap daerah lain dalam rangka perluasan wilayah, pemberian sedekah, kunjungan tamu dari luar kerajaan dan lain-lain. Pencatatan itu biasanya lebih banyak menonjolkan peran dari kerajaan atau rajanya. Catatan peristiwa-peristiwa penting itu disebut kronik.
Pada masa sekarang salah satu lembaga yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap tradisi penulisan peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan peran dirinya adalah TNI. Banyak sekali sejarah yang ditulis  TNI berkaitan dengan peran dirinya, mulai dari proses pendirian sampai dengan perannya dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan negara. Penulisannya itu bersifat kronologis, mulai dari yang paling awal sampai yang terbaru.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More