Blogroll

Akrab Senada, adalah Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia. merupakan kumpulan pemikiran, program, dan materi pelajaran dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Sejarah khususnya tingkat SMA.

Umroh

Masjid Nabawi, Saat melaksanakan umroh tahun 2010 sebagai wujud rasa syukur atas rizki yang kami terima .

Presentasi Pendampingan implementasi Kurikulum 2013

Saat mempresentasikan Kurikulum 2013 dalam acara pendampingan implementasi Kurtilas.

IN 2014

Ketika mengikuti pelatihan Instruktur guru sejarah tingkat nasional di Cianjur tanggal 9 - 15 Juni 2014.

TTS Interaktif

Menggunakan Teka Teki Sejarah Interaktif sebagai media pembelajaran.

Bersama Sejarawan Nasional, Anhar Gonggong

Memperingati Hari Sejarah Nasional

Wednesday, October 19, 2016

Revolusi Perancis

Revolusi Perancis 
Sebelum meletus revolusi, masyarakat Prancis terbagi ke dalam tiga golongan politik: pertama, golongan bangsawan kaya yang berjumlah sekitar 400.000 orang; kedua, terdiri dari golongan gereja atau agamawan yang berjumlah sekitar 100.000 yang terdiri dari rahib dan biarawan katolik, pendeta dan uskup; dan ketiga, meliputi sekitar 99% warga negara Prancis. Golongan ketiga ini pun dibagi ke dalam tiga bagian: 
(1) golongan menengah (borjuis) seperti ahli hukum, dokter, pedagang, pengusaha dan pemilik pabrik; 
(2) kaum buruh dan pekerja, dan; 
(3) golongan petani. Hak-hak politik dan hak-hak istimewa antar golongan tidak terbagi secara merata. Berbagai masalah pun muncul yang pada akhirya timbul lah gerakan revolusi Perancis.


A. Latar Belakang Revolusi Perancis
Hasil gambar untuk revolusi perancis

Latar belakang terjadinya revolusi perancis disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor ketidak adilan politik, kekuasaan raja yang absolut, krisis ekonomi, dan munculnya paham baru.

Dalam bidang politik, kaum bangsawan memegang peranan yang sangat penting dalam bidang politik, sehingga segala sesuatunya ditentukan oleh bangsawan sedangkan raja hanya mengesahkan saja. Ketidakadilan dalam bidang politik dapat dilihat dari pemilihan pegawai-pegawai pemerintah yang berdasarkan keturunan dan bukan berdasarkan profesi atau keahlian, Hal ini menyebabkan administrasi negara menjadi kacau dan berakibat munculnya tindakan korupsi. Ketidakadilan politik lainnya adalah tidak diperkenankannya masyarakat kecil untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan.

Pemerintahan Louis XIV bersifat monarki absolut, di mana raja dianggap selalu benar. Semboyan Louis XIV adalah l'etat c'est moi (negara adalah saya). Untuk mempertahankan keabsolutannya itu, ia mendirikan penjara Bastille. Penjara ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berani menentang keinginan raja. Penahanan juga dilakukan terhadap orang-orang yang tidak disenangi raja. Mereka ditahan dengan surat penahanan tanpa sebab (lettre du cas). Absolutisme Louis XIV tidak terkendali karena kekuasaan raja tidak dibatasi undang-undang.

Sebab lain terjadinya Revolusi Prancis adalah adanya krisis keuangan. Kehidupan raja dan para bangsawan istana serta permaisuri Louis XVI ,yakni Maria Antoinette (terkenal dengan sebutan Madame deficit) yang hidup penuh dengan kemewahan dan kemegaha. Di samping itu, adanya warisan hutang dari Raja Louis XIV dan Louis XV menjadikan hutang negara makin menumpuk. Satu-satunya cara untuk mengatasi krisis keuangan ini adalah dengan cara memungut pajak dari kaum bangsawan, tetapi golongan bangsawan menolak dan menyatakan bahwa yang berhak menentukan pajak adalah rakyat. Raja Prancis, Louis XVI menyadari bahwa masalah keuangan negara dapat teratasi bila setiap orang atau golongan membayar pajak. Akan tetapi karena mereka tidak memiliki kewibawaan dalam menindak golongan I dan II, maka golongan tersebut tetap memiliki hak-hak istimewa dan bebas dari pajak.

Selain faktor ketidak adilan politik dan krisi ekonomi, munculnya filsuf-filsuf pembaharu juga turut andil dalam meletusnya revolusi Prancis dengan pengaruh paham rasionalisme mereka. Paham ini hanya mau menerima suatu kebenaran yang dapat diterima oleh akal. Paham ini telah melahirkan renaisans dan humanisme yang menuntun manusia bebas berpikir dan mengemukakan pendapat. Oleh karena itu, muncullah ahli-ahli pikir yang karya-karyanya berpengaruh besar terhadap masyarakat Eropa pada saat itu termasuk tokoh masyarakat Prancis, seperti berikut.


1.   John Locke ( 1685–1753) dengan karyanya yang berjudul Two Treaties of Government yang mengumandangkan ajaran kedaulatan rakyat.
2.   Montesquieu (1689–1755) dengan karyanya L'es prit des Lois (Jiwa Undang-Undang). Dalam buku itu terdapat teorinya tentang trias politika yakni tentang pemisahan kekuasaan antara legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-undang, dan Judikatif (pengatur pe-ngadilan segenap pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku. Hal ini semua dimaksudkan agar tidak terjadi sewenang-wenang).
3.   J.J. Rousseau ( 1712–1778) dengan karyanya Du Contract Social (Perjanjian Masyarakat). Rousseau mengatakan bahwa menurut kodratnya manusia sama dan merdeka. Setiap manusia pada prinsipnya sama dan merdeka dalam mengatur kehidupannya kemudian membentuk semacam perjanjian sesama anggota masyarakat atau contract social. Melalui perjanjian bersama itu, dibentuk suatu badan yang diserahi kekuasaan untuk mengatur dan menyelenggarakan ketertiban masyarakat yaitu pemerintah. Dengan demikian, kedaulatan sebenarnya bukan pada badan (pemerintah), melainkan pada rakyat.

B. Proses Terjadinya Revolusi Prancis

Untuk mengatasi krisis ekonomi, raja memanggil Dewan Perwakilan Rakyat (Etats Generaux). Dewan ini ternyata tidak mampu mengatasi masalah sebab dalam sidang justru terjadi pertentangan mengenai hak suara. Golongan I dan II menghendaki tiap golongan memiliki satu hak suara, sementara golongan III menghendaki setiap wakil memiliki hak satu suara. Jika dilihat dari proporsi jumlah anggota
 Etats Generauxyang terdiri atas golongan I, 300 orang, golongan II 300 orang, dan golongan III 600 orang, dapat disimpulkan bahwa golongan I dan II menghendaki agar golongan III kalah suara sehingga rakyat tidak mungkin menang. Jika kehendak golongan III yang dimenangkan, golongan I dan II terancam sebab di antara anggota mereka sendiri ada orang-orang yang bersimpati pada rakyat.

Pada tanggal 17 Juni 1789, anggota
 Etats Generaux dari golongan III mengadakan sidang sendiri, didukung oleh sebagian kecil anggota dari golongan I dan II. Peserta sidang menyatakan diri sebagai Majelis Nasional yang bertujuan memperjuangkan terbentuknya konstitusi tertulis bagi Prancis. Raja berusahamembubarkan organisasi yang dipimpin Jean Bailly dengan dukungan Comtede Mirabeau ini, baik dengan jalan perundingan maupun dengan kekerasan. Sikap raja yang berusaha membubarkan Majelis Nasional dengan jalan kekerasan menimbulkan kemarahan rakyat dan terjadilah huru-hara. Puncak huru-hara terjadi tanggal 14 Juli 1789, ketika rakyat menyerbu dan meruntuhkan penjara Bastille, lambang kekuasaan mutlak raja. Penyerangan ini didukung oleh Tentara Nasional yang dipimpin Lafayette.

Ketika terjadi pemberontakan oleh rakyat, Louis XVI melarikan diri ke luar negeri. Kesempatan ini dipergunakan oleh rakyat untuk membentuk pemerintahan baru yang demokratis. Dewan Perancang Undang-Undang yang terdiri dari Partai Feullant dan Partai Jacobin segera membentuk Konstitusi Prancis pada tahun 1791. Partai Feullant adalah partai yang proraja, sedangkan Partai Jacobin adalah partai yang prorepublik. Partai Jacobin beranggotakan kaum Geronde dan Montague. Partai ini dipimpin oleh tiga sekawan, Robespiere, Marat, Danton. Keadaan negara yang semakin berbahaya membuat Dewan Legislatif membentuk pemerintahan republik pada tanggal 22 September 1792. Raja Louis XVI dan istrinya dijatuhi hukuman pancung dengan quillotine pada tanggal 22 Januari 1793.

Setelah Raja Lous XVI dan istrinya dijatuhi hukuman mati, Prancis pun mengalami berbagai jenis pemerintahan, diantaranya:

1. Pemerintahan Monarki Konstitusional (1789-1793)

14 Juli 1789 merupakan langkah awal yang diambil oleh pemerintah revolusi, yaitu dengan dibentuk Pasukan Keamanan Nasional yang dipimpin oleh Jendral Lafayette. Selanjutnya dibentuk Majelis Konstituante untuk menghapus hak-hak istimewa raja, bangsawan, dan pimpinan gereja. Semboyan rakyat segera dikumandangkan oleh J.J. Rousseau yaitu liberte, egalite dan fraternite.
Dewan perancang undang-undang terdiri atas Partai Feullant dan Partai Jacobin. Partai Feullant bersifat pro terhadap raja yang absolut, sedangkan Partai Jacobin menghendaki Prancis berbentuk republik. Mereka beranggotakan kaum Gerondin dan Montagne di bawah pimpinan Maxmilien de’Robespierre, Marat, dan Danton. Pada masa ini juga raja Louis XVI dijatuhi hukuman pancung (guillotine) pada 22 Januari 1793 pada saat itu bentuk pemerintahan Prancis adalah republik.

2. Pemerintahan Teror atau Konvensi Nasional (1793-1794)

Pada masa ini pemegang kekuasaan pemerintahan bersikap keras, tegas, dan radikal demi penyelamatan negara. Pemerintahan teror dipimpin oleh Robespierre dari kelompok Montagne. Di bawah pemerintahannya setiap orang yang kontra terhadap revolusi akan dianggap sebagai musuh Prancis. Akibatnya dalam waktu satu tahun terdapat 2.500 orang Prancis dieksekusi, termasuk permaisuri Louis XVI, Marie Antoinette. Hal ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan oleh kaum Girondin. Robespierre ditangkap dan dieksekusi dengan cara dipancung bersama dengan 20 orang pengikutnya. Pada Oktober 1795 terbentuklah pemerintahan baru yang lebih moderat yang disebut Pemerintahan Direktori.

3. Pemerintahan Direktori atau Direktorat (1795-1799)

Pada masa Direktori, pemerintahan dipimpin oleh lima orang warga negara terbaik yang disebut direktur. Masing-masing direktur memiliki kewenangan dalam mengatur masalah ekonomi, politik sosial, pertahanan-keamanan, dan keagamaan. Direktori dipilih oleh Parlemen. Pemerintah direktori ini tidak bersifat demokratis sebab hak pilih hanya diberikan kepada pria dewasa yang membayar pajak. Dengan demikian wanita dan penduduk miskin tidak memiliki hak suara dan tidak dapat berpartisipasi. Pada masa pemerintahan direktori, rakyat tidak mempercayai pemerintah karena sering terjadinya tindak korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah yang berakibat terancamnya kesatuan nasional Prancis. Akan tetapi, dari segi militer Prancis mengalami kemajuan yang pesat, hal ini berkat kehebatan Napoleon Bonaparte. Ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah ini berhasil dimanfaatkan Napoleon untuk merebut pemerintahan pada tahun 1799.

4. Pemerintahan Konsulat (1799-1804)

Pemerintahan konsulat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu Napoleon sebagai Konsulat I, Cambaseres sebagai Konsulat II, dan Lebrun sebagai Konsulat III. Akan tetapi dalam perjalanan sejarah selanjutnya Napoleon berhasil memerintah sendiri. Di bawah pimpinan Konsulat Napoleon, Perancis berhasil mencapai puncak kejayaannya. Tidak hanya dalam bidang militer akan tetapi juga dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Pada tahun 1803 Napoleon terpilih sebagai kaisar Prancis atas dasar voting dalam sidang legislatif. Penobatannya dilaksanakan pada 2 Desember 1804 oleh Paus VII.

5. Masa Pemerintahan Kaisar (1804-1815)

Napoleon sebagai kaisar dimulai dengan pemerintahannya yang bersifat absolut. Hal ini jelas tidak disukai oleh rakyat Prancis. Napoleon memiliki keinginan untuk mengembalikan kekuasaan raja secara turun-temurun dan menguasai seluruh wilayah Eropa. Ia mengangkat saudara-saudaranya menjadi kepala negara terhadap wilayah yang berhasil ditaklukannya. Oleh karena itu, pemerintahan Napoleon disebut juga pemerintahan nepotisme.

Pemerintahan kekaisaran berakhir setelah Napoleon ditangkap pada tahun 1814 setelah kalah oleh negara-negara koalisi dan dibuang di Pulau Elba. Karena kecerdikannya Napoleon berhasil melarikan diri dan segera memimpin kembali pasukan Prancis untuk melawan tentara koalisi selama 100 hari. Namun, karena kekuatan militer yang tak seimbang, akhirnya Napoleon mengalami kekalahan dalam pertempuran di Waterloo pada tahun 1915. Dia dibuang ke pulau terpencil di Pasifik bagian selatan, St. Helena sampai akhirnya meninggal pada tahun 1821.

6. Pemerintahan Reaksioner

Rakyat merasa tidak senang terhadap sistem pemerintahan absolut yang dilakukan oleh Napoleon. Oleh karena itu rakyat kembali memberi peluang pada keturunan Raja Louis XVIII untuk menjadi raja di Prancis kembali (1815-1842). Raja yang berkuasa pada saat sistem pemerintahan Reaksioner, selain Raja Louis XVIII, adalah Raja Charles X (1824-1840) dan Raja Louis Philippe (1830-1848).


C. Dampak Revolusi Perancis

Revolusi Perancis telah membawa pengaruh yang besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang meliputi bidang politik, ekonomi dan sosial. Jiwa, semangat dan nilai-nilai revolusi sudah tertanam secara luas dan mendalam di hati rakyat dengan semboyan liberte, egalite, dan fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaran).

1.   Di bidang politik, tampak jelas dengan meluasnya paham liberal di Spanyol, Italia, Jerman, Austria dan Rusia. Rakyat menuntut agar kekuasaan raja dibatasi dengan undang-undang sehingga terbentuklah pemerintahan monarki konstitusional. Berkembangnya semangat nasionalisme. Hal ini muncul setelah Perancis menghadapi Perang Koalisi. Mereka menentang intervensi asing, semangat ini juga menjalar ke negara-negara lain. Di samping itu juga berkembang paham demokrasi di kalangan rakyat, mereka menuntut dibentuknya Dewan Perwakilan Rakyat, negara republik, dan sebagainya.
2.   Di bidang ekonomi, dihapuskannya pajak feodal dan petani yang semula hanya sebagai penggarap tanah menjadi petani pemilik tanah sendiri. Di samping itu, dihapuskannya sistem gilde sehingga perindustrian dan perdagangan menjadi berkembang.
3.   Di bidang sosial, dihapuskannya susunan masyarakat feodal yang terbagi menjadi tiga golongan dan digantikannya dengan masyarakat baru yang berdasarkan spesialisasi kerja, seperti cendekiawan, pengusaha, petani dan sebagainya.

Pengaruh pemikiran yang dihasilkan oleh revolusi Perancis terhadap pergerakan kemerdekaan Indonesia adalah usaha untuk mewujudkan suatu negara merdeka yang bebas dari belenggu penjajahan. Pada saat penyusunan bentuk pemerintahan, para pendiri negara (The Founding Fathers) tidak memilih bentuk kerajaan akan tetapi memilih bentuk Republik. Hal ini tampaknya secara tidak langsung mendapatkan pengaruh dari revolusi Prancis karena bentuk negara Republik memungkinkan untuk terbangunnya suasana pemerintahan yang demokratis. Seperti ditunjukkan oleh penyebab timbulnya revolusi Prancis, walau bagaimanapun bentuk kerajaan akan cenderung mengarahkan pada munculnya kekuasaan raja yang absolut dan tirani apabila tidak dibatasi dengan undang-undang. Oleh karena itu, pembentukan negara Republik Indonesia didasarkan pada Undang-undang Dasar yang dapat menjadi pengontrol jalannya kekuasaan. Di Indonesia juga diberlakukan pola pembagian kekuasaan seperti yang dikemukakan oleh Montesquieu. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden beserta jajaran menterinya, kekuasaan legislatif dipegang oleh DPR dan MPR, sementara kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung Konstitusi, dan Mahkamah Yudisial.


Monday, October 3, 2016

Ilmu Pendidikan, Sholeh Hidayat

Kompetensi pedagogik, Sholeh Hidayat

Pembelajaran Inovatif Kurtilas

Thursday, September 15, 2016

Kolonialisme & Imperialisme

Friday, September 2, 2016

Modul UKG

Thursday, August 25, 2016

PENILAIAN OTENTIK.pdf - 641 KB

PENGGALIAN DAN PENULISAN SEJARAH.pdf - 2 MB

METODE SEJARAH.pdf - 7 MB

SEJARAH LISAN.pdf - 1 MB

HAKEKAT SEJARAH LOKAL.pdf - 2 MB

Friday, August 19, 2016

Thursday, July 28, 2016

Tokoh Besar Zaman Renaissance

Tokoh Besar Zaman Renaissance


Zaman Renaissance adalah zaman kelahiran-kembali kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M. Kebudayaan Yunanni-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Beberapa tokoh dunia di bawah ini, terkenal karena diantaranya melahirkan adi karya atau  ‘masterpiece’ yang begitu mendunia. Mereka terlahir dan berkembang di zaman Renaissance ini. Berikut  tokoh Besar Zaman Renaissance:

1. LEONARDO DA VINCI
Leonardo da Vinci adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe “manusia renaissance” dan sebagai jenius universal yang diakui hingga saat ini. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa.
Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.

2. Michaelangelo Buonarroti 
Michaelangelo Buonarroti atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga, dan arsitek zaman Renaissance. Ia terkenal untuk sumbangan studi anatomi di dalam Seni Rupa. Karyanya yang dianggap terbaik adalah Patung David, Pietà, dan Fresko di langit-langit Kapel Sistina.

3. Raffaello Santi
Raphael Sanzio atau Rafaello Sanzio adalah ahli lukis dan arsitektur terpelajar Italia dari kota Firenze pada masa High Renaissance. Ia juga dikenal dengan panggilan Raffaello Santi, Raffaello da Urbino, atau Rafael Sanzio da Urbino. Raphael dikenal dengan gaya lukisnya yang kontemporer. Namun jika dibandingkan dengan Michelangelo atau Titian, ia sering dianggap inferior. Pada hal lain, tidak ada dari keduanya yang mendapatkan pencapaian sama seperti Raphael, kesan “keringanan”.
Setelah kedatangannya di Roma, lukisan potret menjadi pekerjaan sampingan bagi Raphael sementara ia mengerjakan proyek-proyek besar Vatikan. Di antara seluruh lukisan potret, ia pernah melukis dua popes Julius II dan Leo X, yang terakhir dianggap sebagai karya lukisan potretnya yang terbaik.

4. Donatello
Donato di Niccolò di Betto Bardi (sekitar 1386 – 13 Desember 1466), juga dikenal sebagai Donatello, adalah seorang seniman dan pematung Italia dariFirenze pada awal abad Renaisans. Ia dikenal sebagai salah satu pematung terbaik pada zamannya. Ia menggunakan tipe khusus dalam teknik mematung yang membuat karyanya terlihat sangat nyata.

5. Fra Bartolommeo
Fra Bartolomeo atau Fra Bartolommeo  adalah seorang pelukis tema-tema religius terkenal zaman Renaisans Italia. Ia dilahirkan di Savignano di Prato, Tuscany. Ia memperoleh julukan Baccio della Porta karena rumahnya yang dekat dengan Porta (“Gerbang”) San Pier Gattolini. Bartolomeo meninggal di Florence pada tahun 1517.

6. Johann Guttenberg
Sebenarnya percetakan untuk membuat sebuah buku sebelumnya sudah ditemukan di Cina, tapi masih sangat tradisional. Kelebihan dari mesin cetak Guttenberg adalah penggabungan elemen-elemen dasar percetakan seperti huruf cetak yang bisa bergerak, penggunaan tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan, dan bahan sejenis kertas (ada catatan) untuk mencetaknya, sehingga dapat berproduksi secara besar-besaran (efektif dan efisien)

7. Nicolaus Copernicus
Bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda langit) yang isinya mengungkapkan bahwa bumi berputar pada porosnya, bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lainnya semuanya berputar mengelilingi matahari. Walaupun penemuannya dianggap belum sempurna, tetapi penerbitan bukunya merupakan titik tolak astronomi modern, seperti halnya rumusan tentang hukum-hukum gerak planet oleh Johannes Kepler.

8. Galileo Galilei
Seperti halnya penemuan-penemuan yang lain, bahwa teleskop sudah ada sebelum Galileo Galilei, yang membedakannya adalah telesop Galileo lebih sempurna dari sebelumnya. Jadi penemuan-penemuan sebenarnya adalah sebuah proses kearah penyempurnaan terhadap penemuan sebelumnya. Pada tahun 1609 Galileo menyatakan dukungannya terhadap teori Copernicus, setelah dia berhasil membuat sendiri teleskop yang sebelumnya sekitar tahun 1609 Galileo mendengar kabar bahwa teleskop diketemukan orang di negeri Belanda. Dengan teleskopnya Galileo berhasil mengamati permukaan bulan yang ternyata tidak rata, melainkan benjol-benjol, penuh kawah dan gunung-gunung. Dalam meneliti Venus yang memiliki jangka serupa dengan jangka bulan, merupakan bukti terpenting yang mengukuhkan teori Copernicus bahwa bumi dan semua planet lainnya berputar mengelilingi matahari. Tetapi dengan berhasilnya penemuan ini membuat membuat Galileo harus berhadapan dengan Gereja yang menentangnya dan pada tahun 1616 Galileo diperintahkan untuk tidak menyebarkan hipotesisnya, Gereja pun menjatuhkan hukuman tahanan rumah. Hukuman lainnya adalah suatu permintaan agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.

9. Martin Luther: Pencetus Kristen Protestan
Dengan semakin terbukanya pikiran-pikiran dan keberanian untuk menyatakan pendapat di muka umum yang bermula dari renaissance dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan munculnya pengkritisan terhadap ajaran gereja katolik Roma. Gerakan reformasi gereja yang muncul pada awal abad ke-16 oleh Martin Luther merupakan sebuah proses yang panjang dari kekecewaan terhadap perilaku gereja yang sewenang-wenang dan menyimpang seperti pemborosan dan kemewahan duniawi para gereja katolik. Puncak dari protes Luther adalah berkaitan dengan indulgensia, dari sinilah Luther melakukan gerakan terbuka, tepatnya pada 31 Oktober 1517 menempelkan poster di pintu gerbang gereja Wittenberg yang berisi 95 pokok sikap, di antara isinya adalah melabrak kemewahan hidup gereja.

Pemikiran-pemikiran lainnya yang ditulis Luther adalah penentangan terhadap indulgensia, menurutnya penyelamatan hanya datang lewat kepercayaan dan dengan berkat pengampunan Tuhan, bukan melalui perantara Gereja. Pendapat inilah yang menjadi penting, yang menjadikan gereja sangat tidak senang karena jika seseorang menganut doktrin Luther, itu artinya hak hidup gereja katolik Roma berkurang bahkan habis. Gerakan lainnya yang dilakukan oleh Luther adalah menterjemahkan bibel ke dalam bahasa Jerman. Sebelumnya bibel hanya ditulis dalam bahasa Latin dan tidak boleh diterjemahkan. Dengan demikian hanya biarawan yang mengetahui isi bibel dan hanya mereka yang berhak menafsirkannya, orang lain hanya menerima saja. Oleh karena itu Martin Luther dinyatakan murtad dan bersalah serta dikucilkan oleh Dewan Persidangan. Gerakan Martin Luther ini yang kemudian memunculkan sebuah ajaran baru dalam agama Kristen yaitu Protestan.

Tokoh reformasi di Perancis adalah John Calvin (1509 – 1564) lahir di Noyon Perancis. Calvin baru berusia 8 tahun ketika Luther menempelkan poster di gerbang gereja Wittenburg, dibesarkan sebagai seorang Katolik yang kemudian menjadi penganut Protestan ketika menginjak dewasa. Pokok pikiran Calvin adalah bahwa Tuhan memiliki kekuasaan absolut, sedangkan manusia pada dasarnya sangat lemah. Tuhan adalah penentu segala takdir manusia, baik takdir baik atau takdir buruk. Tuhan telah menentukan dan memilih manusia tertentu apakah mereka itu dipilih Tuhan atau tidak. Ajaran teologi Calvin dapat dilihat dalam bukunya yang berjudul T

Friday, July 22, 2016

Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar

Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar

Kronologi Setelah Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945―sebagai suatu bangsa dan negara yang baru―ternyata Belanda belum dapat menerimanya. Mereka beranggapan bahwa proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan itu bersifat sepihak, tanpa ada negosiasi dan sepengetahuan dari wilayah lainnya terutama pihak Jepang sendiri (pengakuan resmi). Maka itu, van Mook kemudian menyebutnya sebagai kemerdekaan yang ilegal. Karena ilegal, Belanda dan sekutu merasa sah untuk mengambil alih (kembali) pemerintahan yang ditinggalkannya saat dikalahkan Jepang tahun 1942. Jalan pertama yang dilakukannya adalah menempati kembali pusat pemerintahan dahulunya di Jakarta. Sehingga pusat pemerintahan Indonesia yang awalnya berada di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta tahun 1946 dengan alasan keamanan.
Selama tahun 1946 juga, revolusi kemerdekaan di berbagai wilayah mulai meletus. Rasa nasionalis untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dikumandangi melalui teks proklamasi mulai tumbuh di mana-mana. Hal inilah yang akhirnya membuat Belanda kian terdesak. Di lain sisi, pada tahun ini pula, sekutu berangsur-angsur menyerahkan sepenuhnya Indonesia kepada Belanda termasuk persoalan pembentukan Republik Indonesia Serikat. Akhirnya karena pergolakan kian hari kian besar, van Mook memutuskan untuk mengadakan perundingan dengan wakil Indonesia pada tahun 1947 di Linggarjati, dalam hal ini Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir. Dalam perundingan itu disepakati bahwa Belanda secara de facto mengakui negara Republik Indonesia atas Sumatera, Jawa, dan Madura. Tujuan pengakuan ini untuk meredam terdengarnya persoalan ini ke telinga PBB. Namun pada kenyataannya, persoalan ini pun terdengar juga oleh PBB, dewan keamanan PBB mulai memojokkan Belanda karena bertindak aragon (melakukan agresi militer setelah melakukan perjanjian Linggarjati) terhadap negara yang telah menyatakan diri merdeka, apalagi negara ini sudah mendapatkan pengakuan resmi dari Mesir. Maka dari itu, Belanda kemudian menghentikan agresi militernya dengan sekaligus mengikat perjanjian Renvilee tahun 1948.
Namun lagi-lagi Belanda ingkar dengan perjanjian itu, mereka memutuskan untuk menyerang pusat pemerintahan Indonesia di Yogyakarta pada akhir tahun 1948. Akibat dari perbuatan ini, seluruh dunia kembali mengecam Belanda karena belum juga menunjukkan iktikad baik dalam memecahkan permasalah kemerdekaan Indonesia. Akhirnya pada Mei 1949, Belanda bersedia mengadakan perudingan Roem-Roeyen sebagai usaha meredam diri dari hujatan dunia. Di dalam perundingan itu, Belanda berjanji akan mengadakan konferensi Meja Bundar (KMB) dalam proses menuju kemerdekaan negara Republik Indonesia. Akhirnya tepat pada tanggal 23 Agustus 1949, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia (Serikat) dalam perjanjian KMB di Den Haag. Penandatangan pengakuan kedaulatan dan penyerahan kekuasaan akan diselenggarakan kemudian di Istana Gambir (Merdeka), Jakarta, pada tanggal 27 Desember 1949. Prosesi Upacara Pengakuan Kedaulatan dan Penyerahan Kekuasaan Belanda Kepada Indonesia.
Bagaimana  prosesi detik-detik “mangkatnya Belanda dari bumi pertiwi ini”. Tentu saja mangkat di sini adalah pengakuan kedaulatan dan penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Indonesia sehingga Belanda sudah tidak punya hak dan kedudukan apa pun (lagi) terhadap Indonesia. Prosesi ini sebagaimana dikatakan sebelumnya diadakan pada tanggal 27 Desember 1949 di Gedung Istana Gambir (Merdeka), Jakarta. Sebagai ketua dari delegasi Belanda adalah A.H.J. Lovink yang memang saat itu ditunjuk sebagai Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia, sedangkan dari pihak Indonesia sendiri diwakili oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Penunjukan Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil dari Indonesia mempunyai alasan kuat. Karena memang selain Sultan paham bahasa Belanda, dia juga dianggap tokoh yang mempunyai kedudukan dan berperan penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sampai tahun 1949. Acara prosesi pengakuan kedaulatan dan penyerahan kekuasaan kepada Indonesia dibuka dengan sebuah pidato singkat dari A.H.J. Lovink.
Dalam pidato itu ia menyampaikan pengakuan Belanda terhadap kedaulatan Indonesia dan berharap Indonesia tetap menjalin kerjasama dengan Belanda walaupun telah menjadi negara yang merdeka. Setelah itu barulah diikuti dengan penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan dan ucapan terima kasih. Penandatangan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia dari pihak Belanda yang diwakili A.H.J. Lovink. Tampak Raja Saudi Arabia, King Abdul Aziz datang menyaksikan peristiwa penandatanganan naskah tersebut.
Setelah prosesi penandatangan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia selesai, ada kejadian menarik di dalam gedung tersebut, yaitu tatkala Ratu Belanda, Juliana, melakukan panggilan langsung (direct call) dari Amsterdam untuk mengucapkan selamat kepada Indonesia. Dengan didukung perangkat pengeras suara (speaker, toa), Ratu Juliana berbicara seakan-akan hadir di dalam gedung tersebut. Suaranya terdengar membahana dan membuat suasana di dalam gedung berubah menjadi hening, kidmat, dan khusyuk. Apalagi ditambah dengan protokolernya yang mengharuskan seluruh orang yang ada di dalam ruangan tersebut berdiri selama mendengarkan suara Ratu Juliana. Benar-benar kejadian yang aneh, ternyata dengan suara seorang ratu saja, orang Belanda bisa sedemikian rupa memperlakukannya. Bagaimana dengan di Indonesia? Jangan sampailah.
Saat para hadirin di suruh berdiri selama mendengarkan Ratu Juliana berbicara dengan hanya menghadirkan suara. Suara Ratu Juliana diperdengarkan melalui pengeras suara (speaker). Setelah selesai mendengarkan Ratu Juliana berbicara melalui panggilan langsung dari Amsterdam. A.H.J. Lovink langsung mengomandoi delegasinya untuk keluar dari gedung guna mengikuti upacara penurunan bendera triwarna Belanda di luar gedung Istana Gambir (Merdeka). Dalam upacara itu banyak rakyat Indonesia yang menyaksikan. Kemudian dilanjutkan dengan penaikan sang saka bendera merah putih di atas Gedung Istana Gambir (Merdeka). Sejak peristwa inilah Gedung Istana Gambir berubah nama menjadi Gedung Istana Merdeka. Karena sesaat setelah penaikan bendera merah putih, banyak orang yang berteriak “Merdeka."
Bendera triwarna Belanda diturunkan. Bendera dwiwarna Indonesia dinaikan. Dengan berakhirnya upacara penurunan bendera triwarna Belanda di Gedung Istana Merdeka, maka berakhir pula kekuasaan Belanda di Indonesia yang konon telah bertahan selama 350 tahun. Bagi A.H.J. Lovink sendiri, ia adalah orang terakhir yang melambaikan salam perpisahan itu untuk seluruh rakyat Indonesia                                        

Sunday, June 19, 2016

Kalender pendidikan 2016/2017


Saturday, June 18, 2016

Wednesday, June 1, 2016

Penulisan Soal HOTS

Tatacara penulisan soal

Friday, May 27, 2016

Tuesday, May 24, 2016

Kerajaan-kerajaan Islam di indonesia

Kerajaan-kerajaan Islam

Kerajaan Samudra Pasai
-          Kerajaan Islam pertama di Indonesia
-          Raja pertamanya bernama Marah Silu yang kemudian bergelar Sultan Malik Al Saleh (1285-1297)
-          Marah Silu diislamkan oleh pelaut Mesir bernama Nazimudin AlKamil
-          Pada masa pemerintahannya datang pedagang Venesia yang bernama Marco Polo
-          Raja kedua bernama Muhammad yang bergelar Sultan Malik Attahir I
-          Raja ketuga bernama Ahmad dengan gelar Sultan Malik Attahir II.  Pada masa pemerintahannya datang pedagang Arab bernama Ibnu Batutah yang menulis  bahwa mata uang yang berlaku di Samudra Pasai adalah Deureuheum (Dirham).
-          Raja keempat bernama Zainal Abidin. Pada masa pemerintahan ini, Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran.
-          Kesusastraannya ditemukan hikayat raja-raja pasai karya Hamzah Fansuri, sastra ini termasuk historiografi tradisional yang berfungsi untuk meninggikan derajat raja.

Kerajaan Aceh
-          Pendirinya adalah Ali Mughayat Syah.
-          Akibat Malaka jatuh ketangan Portugis, banyak pedagang Islam yang lari ke Aceh. Hal ini  mengakibatkan berkembangnya kerajaan Aceh.
-          Kerajaan Aceh mencapai kebesarannya pada masa Sultan Iskandar Muda. Pada masanya berkembang sastra seperti Bustanus Salatin karya Nurudin Arraniri juga ada tokoh yang bernama Hamzah Fansuri yang mengarang Syair Perahu, Burung Pingai.
-          Kehidupan sosial di Aceh, terdapat dua golongan yaitu :
o   Teuku ; kaum bangsawan yang Menguasai pemerintahan
o   Teungku ; kaum ulama yang mengurus masalah agama
-           Aceh berbudaya Islam yang sangat kuat sehingga disebut Serambi Mekah.
-          Mesjid yang besar di Aceh adalah Mesjid Baiturrahman.

Kerajaan Malaka
-          Malaka didirikan oleh pelarian dari Majapahit yang bernama Parameswara/Paramesora. Setelah masuk Islam bernama Iskandar Syah.
-          Putranya bernama Mudzafar Syah bisa mengembangkan Malaka  sampai ke Padang, Kampar, Indragiri dan Siam pun ditantangnya.
-          Malaka mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Mansyur Syah yang didampingi oleh Laksamana Hang Tuah.
-          Raja terakhir adalah Sultan Mahmud Syah. Pada masanya Malaka Jatuh dikuasai Portugis yang dipimpin oleh Alfonso d’Alberquerque pada tahun 1511. Inilah yang membuat keruntuhan Malaka.

Kerajaan Demak
-          Demak berasal dari kata Gede dan Makmur, bertempat di Glagah Wangi.
-          Didirikan oleh Raden Alam Akbar Al Fatah yang disebut juga Raden Patah. Corak kerajaannya adalah Agraris – militer.
-          Ia tidak senang dengan adanya Portugis di Malaka. Karenanya, ia mengutus putranya yang bernama Pati Unus untuk menyerang Malaka. Sehingga putranya dijuluki Pangeran Sabrang Lor.
-          Puncak kejayaan Demak ada pada  masa Sultan Trenggono (Adik Pati Unus).
-          Trenggono pun berusaha mengusir Portugis dari Malaka dengan bekerja sama dengan Fatahillah (menantu) dari Pasai.
-          Sepeninggal Trenggono terjadi perebutan kekuasaan antara anaknya yang bernama Prawoto dengan adiknya yang bernama Pangerang Seda Ing Lepen.
-          Pangeran Sekar terbunuh. Anaknya yang bernama Arya Penangsang membalas dendam dengan membunuh Prawoto bersama keluarganya.
-          Arya Penangsang pun terbunuh oleh menantu Trenggono  yang bernama Adiwijaya yang kemudian memindahkan kerajaan ke Pajang.
-          Mesjid Demak pada tiangnya terbuat dari potongan kayu atau “tatal” (soko guru)




Kerajaan Mataram
-          Setelah Demak dipindahkan ke Pajang, kemudian dipindahkan lagi ke Mataram oleh Sutawijaya. Dia adalah putra Ki Gede Pamanahan.
-          Sutawijaya bergelar Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo Khalifatul Tanah Jawi.
-          Puncak kejayaan Mataram terjadi pada masa  Sultan Agung. Cita-cita Sultan Agung adalah mempersatukan Jawa. Keinginannya terhadang Belanda (VOC) di Batavia. Maka ia pun menyerang J.P. Coen yang berkedudukan di Batavia dalam tahun 1628-1629.
-          Usahanya mengalami kegagalan, karena :
o   Letaknya jauh
o   Kalah persenjataan
o   Musim kemarau
o   Lahan pertanian di Karawang di bakar Belanda sehingga kekurangan makanan.
-          Pembuatan kalender jawa dilakukan oleh Sultan Agung. Buku filsafatnya yang terkenal adalah Sastra Gending
-          Pengganti Sultan agung adalah putranya yang bernama Amangkurat I yang tidak sekuat ayahnya dalam memerangi VOC dan tidak memperhatikan rakyat dan ini membuat serangan dari Trunojoyo, mulai dari sini Mataram menurun. Apalagi  Amangkurat II pemerintahannya semakin lemah, dan semakin sempitlah Mataram. Kelemahannya membuat Mataram dibagi dua berdasarkan perjanjian Giyanti tahun 1755. Dan kemudian akan terbagi lagi dalam perjanjian Salatiga, 1757.

Kerajaan Gowa – Tallo
-          Dikerajaan ini berkembang sastra
o   Lontara ; memuat silsilah raj-raja Gowa-Tallo, Bone
o   Sanggala ; silsilah raja-raja Toraja
o   Ilagaligo ; silsilah raja-raja Bugis
-          Raja Gowa yang pertama masuk Islam adalah Karaeng Tuningallo. Setelh mendengar ceramah dari khotib tunggal yang diberi gelar Datori bandang. Karaeng sendiri bergelar Sultan Allaudin Awwalul Islam.
-          Keturunannya yang paling berani adalah Sultan Hasanudin yang oleh Belanda mendapat julukan  Ayam Jago dari Timir). Ia bersaing dengan Aru Palaka raja Bone yang  berpihak pada belanda. Sehingga Hasanudin harus menendatangani perjanjian bongaya 1667.

Kerajaan Ternate – Tidore
-          Adalah dua pulau besar yang tersebar di kepulauan Maluku. Keduaanya mengadakan persekutuan.
-          Persekutuan Lima (Uli Lima) pimpinan Ternate; terdiri dari Ternate, Obi, Bacan, Seram, Ambon.
-          Persekutuan Sembilan (Uli Siwa) pimpinan Tidore; terdiri dari Tidore, Makyan, Jailolo, Halmahera.
-          Jauh sebelum bangsa Asing datang,mereka sudah bermusuhan, dan semakin panas setelah Portugis datang dan membangun Santo Paulo untuk melindungi Ternate dari Spanyol dan Tidore. Pada awalnya Ternate marah ketika Portugis meminta monopoli dagang dan penyebaran agama Katolik. Dan semakin marah ketika Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis. Rakyat Ternate dan Tidore  dibawah pimpinan Sultan Baabullah tahun 1575 mengusir Portugis.

Kerajaan Banten
-          Daerah Banten berhasil dikuasai dan diislamkan oleh Fatahilah (Panglima Perang Demak). Di samping menguasai Banten, Fatahilah juga berhasil merebut Cirebon dan Sunda Kelapa yang kemudian namanya diubah menjadi Jayakarta (1527). Setelah Fatahilah menetap di Cirebon, Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Maulana Hasanuddin.
-          Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Demak, namun setelah di Demak terjadi kegoncangan politik akibat perebutan kekuasaan, Banten akhirnya melepaskan diri.
-          Maulana Hasanudin sebagai peletak dasar dan menjadi Raja Banten yang pertama (1552–1570).
-          Pada tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal dan digantikan oleh putranya, yakni Panembahan Yusuf (1570–1580). Ia berhasil menundukkan Kerajaan Pajajaran.
-          Raja yang terbesar Banten ialah Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1682). Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan Banten. Politik Sultan Ageng terhadap VOC sangat keras, namun tidak disetujui oleh putranya Sultan Haji (Abdulnasar Abdulkahar) sehingga terjadi perselisihan. Sultan Haji minta bantuan VOC sehingga Kerajaan Banten yang jaya dan besar di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa kemudian menjadi boneka Kompeni dengan rajanya, Sultan Haji.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More