Blogroll

Akrab Senada, adalah Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia. merupakan kumpulan pemikiran, program, dan materi pelajaran dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Sejarah khususnya tingkat SMA.

Umroh

Masjid Nabawi, Saat melaksanakan umroh tahun 2010 sebagai wujud rasa syukur atas rizki yang kami terima .

Presentasi Pendampingan implementasi Kurikulum 2013

Saat mempresentasikan Kurikulum 2013 dalam acara pendampingan implementasi Kurtilas.

IN 2014

Ketika mengikuti pelatihan Instruktur guru sejarah tingkat nasional di Cianjur tanggal 9 - 15 Juni 2014.

TTS Interaktif

Menggunakan Teka Teki Sejarah Interaktif sebagai media pembelajaran.

Bersama Sejarawan Nasional, Anhar Gonggong

Memperingati Hari Sejarah Nasional

Thursday, July 28, 2016

Tokoh Besar Zaman Renaissance

Tokoh Besar Zaman Renaissance


Zaman Renaissance adalah zaman kelahiran-kembali kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M. Kebudayaan Yunanni-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Beberapa tokoh dunia di bawah ini, terkenal karena diantaranya melahirkan adi karya atau  ‘masterpiece’ yang begitu mendunia. Mereka terlahir dan berkembang di zaman Renaissance ini. Berikut  tokoh Besar Zaman Renaissance:

1. LEONARDO DA VINCI
Leonardo da Vinci adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe “manusia renaissance” dan sebagai jenius universal yang diakui hingga saat ini. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa.
Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.

2. Michaelangelo Buonarroti 
Michaelangelo Buonarroti atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga, dan arsitek zaman Renaissance. Ia terkenal untuk sumbangan studi anatomi di dalam Seni Rupa. Karyanya yang dianggap terbaik adalah Patung David, Pietà, dan Fresko di langit-langit Kapel Sistina.

3. Raffaello Santi
Raphael Sanzio atau Rafaello Sanzio adalah ahli lukis dan arsitektur terpelajar Italia dari kota Firenze pada masa High Renaissance. Ia juga dikenal dengan panggilan Raffaello Santi, Raffaello da Urbino, atau Rafael Sanzio da Urbino. Raphael dikenal dengan gaya lukisnya yang kontemporer. Namun jika dibandingkan dengan Michelangelo atau Titian, ia sering dianggap inferior. Pada hal lain, tidak ada dari keduanya yang mendapatkan pencapaian sama seperti Raphael, kesan “keringanan”.
Setelah kedatangannya di Roma, lukisan potret menjadi pekerjaan sampingan bagi Raphael sementara ia mengerjakan proyek-proyek besar Vatikan. Di antara seluruh lukisan potret, ia pernah melukis dua popes Julius II dan Leo X, yang terakhir dianggap sebagai karya lukisan potretnya yang terbaik.

4. Donatello
Donato di Niccolò di Betto Bardi (sekitar 1386 – 13 Desember 1466), juga dikenal sebagai Donatello, adalah seorang seniman dan pematung Italia dariFirenze pada awal abad Renaisans. Ia dikenal sebagai salah satu pematung terbaik pada zamannya. Ia menggunakan tipe khusus dalam teknik mematung yang membuat karyanya terlihat sangat nyata.

5. Fra Bartolommeo
Fra Bartolomeo atau Fra Bartolommeo  adalah seorang pelukis tema-tema religius terkenal zaman Renaisans Italia. Ia dilahirkan di Savignano di Prato, Tuscany. Ia memperoleh julukan Baccio della Porta karena rumahnya yang dekat dengan Porta (“Gerbang”) San Pier Gattolini. Bartolomeo meninggal di Florence pada tahun 1517.

6. Johann Guttenberg
Sebenarnya percetakan untuk membuat sebuah buku sebelumnya sudah ditemukan di Cina, tapi masih sangat tradisional. Kelebihan dari mesin cetak Guttenberg adalah penggabungan elemen-elemen dasar percetakan seperti huruf cetak yang bisa bergerak, penggunaan tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan, dan bahan sejenis kertas (ada catatan) untuk mencetaknya, sehingga dapat berproduksi secara besar-besaran (efektif dan efisien)

7. Nicolaus Copernicus
Bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda langit) yang isinya mengungkapkan bahwa bumi berputar pada porosnya, bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lainnya semuanya berputar mengelilingi matahari. Walaupun penemuannya dianggap belum sempurna, tetapi penerbitan bukunya merupakan titik tolak astronomi modern, seperti halnya rumusan tentang hukum-hukum gerak planet oleh Johannes Kepler.

8. Galileo Galilei
Seperti halnya penemuan-penemuan yang lain, bahwa teleskop sudah ada sebelum Galileo Galilei, yang membedakannya adalah telesop Galileo lebih sempurna dari sebelumnya. Jadi penemuan-penemuan sebenarnya adalah sebuah proses kearah penyempurnaan terhadap penemuan sebelumnya. Pada tahun 1609 Galileo menyatakan dukungannya terhadap teori Copernicus, setelah dia berhasil membuat sendiri teleskop yang sebelumnya sekitar tahun 1609 Galileo mendengar kabar bahwa teleskop diketemukan orang di negeri Belanda. Dengan teleskopnya Galileo berhasil mengamati permukaan bulan yang ternyata tidak rata, melainkan benjol-benjol, penuh kawah dan gunung-gunung. Dalam meneliti Venus yang memiliki jangka serupa dengan jangka bulan, merupakan bukti terpenting yang mengukuhkan teori Copernicus bahwa bumi dan semua planet lainnya berputar mengelilingi matahari. Tetapi dengan berhasilnya penemuan ini membuat membuat Galileo harus berhadapan dengan Gereja yang menentangnya dan pada tahun 1616 Galileo diperintahkan untuk tidak menyebarkan hipotesisnya, Gereja pun menjatuhkan hukuman tahanan rumah. Hukuman lainnya adalah suatu permintaan agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.

9. Martin Luther: Pencetus Kristen Protestan
Dengan semakin terbukanya pikiran-pikiran dan keberanian untuk menyatakan pendapat di muka umum yang bermula dari renaissance dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan munculnya pengkritisan terhadap ajaran gereja katolik Roma. Gerakan reformasi gereja yang muncul pada awal abad ke-16 oleh Martin Luther merupakan sebuah proses yang panjang dari kekecewaan terhadap perilaku gereja yang sewenang-wenang dan menyimpang seperti pemborosan dan kemewahan duniawi para gereja katolik. Puncak dari protes Luther adalah berkaitan dengan indulgensia, dari sinilah Luther melakukan gerakan terbuka, tepatnya pada 31 Oktober 1517 menempelkan poster di pintu gerbang gereja Wittenberg yang berisi 95 pokok sikap, di antara isinya adalah melabrak kemewahan hidup gereja.

Pemikiran-pemikiran lainnya yang ditulis Luther adalah penentangan terhadap indulgensia, menurutnya penyelamatan hanya datang lewat kepercayaan dan dengan berkat pengampunan Tuhan, bukan melalui perantara Gereja. Pendapat inilah yang menjadi penting, yang menjadikan gereja sangat tidak senang karena jika seseorang menganut doktrin Luther, itu artinya hak hidup gereja katolik Roma berkurang bahkan habis. Gerakan lainnya yang dilakukan oleh Luther adalah menterjemahkan bibel ke dalam bahasa Jerman. Sebelumnya bibel hanya ditulis dalam bahasa Latin dan tidak boleh diterjemahkan. Dengan demikian hanya biarawan yang mengetahui isi bibel dan hanya mereka yang berhak menafsirkannya, orang lain hanya menerima saja. Oleh karena itu Martin Luther dinyatakan murtad dan bersalah serta dikucilkan oleh Dewan Persidangan. Gerakan Martin Luther ini yang kemudian memunculkan sebuah ajaran baru dalam agama Kristen yaitu Protestan.

Tokoh reformasi di Perancis adalah John Calvin (1509 – 1564) lahir di Noyon Perancis. Calvin baru berusia 8 tahun ketika Luther menempelkan poster di gerbang gereja Wittenburg, dibesarkan sebagai seorang Katolik yang kemudian menjadi penganut Protestan ketika menginjak dewasa. Pokok pikiran Calvin adalah bahwa Tuhan memiliki kekuasaan absolut, sedangkan manusia pada dasarnya sangat lemah. Tuhan adalah penentu segala takdir manusia, baik takdir baik atau takdir buruk. Tuhan telah menentukan dan memilih manusia tertentu apakah mereka itu dipilih Tuhan atau tidak. Ajaran teologi Calvin dapat dilihat dalam bukunya yang berjudul T

Friday, July 22, 2016

Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar

Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar

Kronologi Setelah Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945―sebagai suatu bangsa dan negara yang baru―ternyata Belanda belum dapat menerimanya. Mereka beranggapan bahwa proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan itu bersifat sepihak, tanpa ada negosiasi dan sepengetahuan dari wilayah lainnya terutama pihak Jepang sendiri (pengakuan resmi). Maka itu, van Mook kemudian menyebutnya sebagai kemerdekaan yang ilegal. Karena ilegal, Belanda dan sekutu merasa sah untuk mengambil alih (kembali) pemerintahan yang ditinggalkannya saat dikalahkan Jepang tahun 1942. Jalan pertama yang dilakukannya adalah menempati kembali pusat pemerintahan dahulunya di Jakarta. Sehingga pusat pemerintahan Indonesia yang awalnya berada di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta tahun 1946 dengan alasan keamanan.
Selama tahun 1946 juga, revolusi kemerdekaan di berbagai wilayah mulai meletus. Rasa nasionalis untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dikumandangi melalui teks proklamasi mulai tumbuh di mana-mana. Hal inilah yang akhirnya membuat Belanda kian terdesak. Di lain sisi, pada tahun ini pula, sekutu berangsur-angsur menyerahkan sepenuhnya Indonesia kepada Belanda termasuk persoalan pembentukan Republik Indonesia Serikat. Akhirnya karena pergolakan kian hari kian besar, van Mook memutuskan untuk mengadakan perundingan dengan wakil Indonesia pada tahun 1947 di Linggarjati, dalam hal ini Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir. Dalam perundingan itu disepakati bahwa Belanda secara de facto mengakui negara Republik Indonesia atas Sumatera, Jawa, dan Madura. Tujuan pengakuan ini untuk meredam terdengarnya persoalan ini ke telinga PBB. Namun pada kenyataannya, persoalan ini pun terdengar juga oleh PBB, dewan keamanan PBB mulai memojokkan Belanda karena bertindak aragon (melakukan agresi militer setelah melakukan perjanjian Linggarjati) terhadap negara yang telah menyatakan diri merdeka, apalagi negara ini sudah mendapatkan pengakuan resmi dari Mesir. Maka dari itu, Belanda kemudian menghentikan agresi militernya dengan sekaligus mengikat perjanjian Renvilee tahun 1948.
Namun lagi-lagi Belanda ingkar dengan perjanjian itu, mereka memutuskan untuk menyerang pusat pemerintahan Indonesia di Yogyakarta pada akhir tahun 1948. Akibat dari perbuatan ini, seluruh dunia kembali mengecam Belanda karena belum juga menunjukkan iktikad baik dalam memecahkan permasalah kemerdekaan Indonesia. Akhirnya pada Mei 1949, Belanda bersedia mengadakan perudingan Roem-Roeyen sebagai usaha meredam diri dari hujatan dunia. Di dalam perundingan itu, Belanda berjanji akan mengadakan konferensi Meja Bundar (KMB) dalam proses menuju kemerdekaan negara Republik Indonesia. Akhirnya tepat pada tanggal 23 Agustus 1949, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia (Serikat) dalam perjanjian KMB di Den Haag. Penandatangan pengakuan kedaulatan dan penyerahan kekuasaan akan diselenggarakan kemudian di Istana Gambir (Merdeka), Jakarta, pada tanggal 27 Desember 1949. Prosesi Upacara Pengakuan Kedaulatan dan Penyerahan Kekuasaan Belanda Kepada Indonesia.
Bagaimana  prosesi detik-detik “mangkatnya Belanda dari bumi pertiwi ini”. Tentu saja mangkat di sini adalah pengakuan kedaulatan dan penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Indonesia sehingga Belanda sudah tidak punya hak dan kedudukan apa pun (lagi) terhadap Indonesia. Prosesi ini sebagaimana dikatakan sebelumnya diadakan pada tanggal 27 Desember 1949 di Gedung Istana Gambir (Merdeka), Jakarta. Sebagai ketua dari delegasi Belanda adalah A.H.J. Lovink yang memang saat itu ditunjuk sebagai Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia, sedangkan dari pihak Indonesia sendiri diwakili oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Penunjukan Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil dari Indonesia mempunyai alasan kuat. Karena memang selain Sultan paham bahasa Belanda, dia juga dianggap tokoh yang mempunyai kedudukan dan berperan penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sampai tahun 1949. Acara prosesi pengakuan kedaulatan dan penyerahan kekuasaan kepada Indonesia dibuka dengan sebuah pidato singkat dari A.H.J. Lovink.
Dalam pidato itu ia menyampaikan pengakuan Belanda terhadap kedaulatan Indonesia dan berharap Indonesia tetap menjalin kerjasama dengan Belanda walaupun telah menjadi negara yang merdeka. Setelah itu barulah diikuti dengan penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan dan ucapan terima kasih. Penandatangan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia dari pihak Belanda yang diwakili A.H.J. Lovink. Tampak Raja Saudi Arabia, King Abdul Aziz datang menyaksikan peristiwa penandatanganan naskah tersebut.
Setelah prosesi penandatangan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia selesai, ada kejadian menarik di dalam gedung tersebut, yaitu tatkala Ratu Belanda, Juliana, melakukan panggilan langsung (direct call) dari Amsterdam untuk mengucapkan selamat kepada Indonesia. Dengan didukung perangkat pengeras suara (speaker, toa), Ratu Juliana berbicara seakan-akan hadir di dalam gedung tersebut. Suaranya terdengar membahana dan membuat suasana di dalam gedung berubah menjadi hening, kidmat, dan khusyuk. Apalagi ditambah dengan protokolernya yang mengharuskan seluruh orang yang ada di dalam ruangan tersebut berdiri selama mendengarkan suara Ratu Juliana. Benar-benar kejadian yang aneh, ternyata dengan suara seorang ratu saja, orang Belanda bisa sedemikian rupa memperlakukannya. Bagaimana dengan di Indonesia? Jangan sampailah.
Saat para hadirin di suruh berdiri selama mendengarkan Ratu Juliana berbicara dengan hanya menghadirkan suara. Suara Ratu Juliana diperdengarkan melalui pengeras suara (speaker). Setelah selesai mendengarkan Ratu Juliana berbicara melalui panggilan langsung dari Amsterdam. A.H.J. Lovink langsung mengomandoi delegasinya untuk keluar dari gedung guna mengikuti upacara penurunan bendera triwarna Belanda di luar gedung Istana Gambir (Merdeka). Dalam upacara itu banyak rakyat Indonesia yang menyaksikan. Kemudian dilanjutkan dengan penaikan sang saka bendera merah putih di atas Gedung Istana Gambir (Merdeka). Sejak peristwa inilah Gedung Istana Gambir berubah nama menjadi Gedung Istana Merdeka. Karena sesaat setelah penaikan bendera merah putih, banyak orang yang berteriak “Merdeka."
Bendera triwarna Belanda diturunkan. Bendera dwiwarna Indonesia dinaikan. Dengan berakhirnya upacara penurunan bendera triwarna Belanda di Gedung Istana Merdeka, maka berakhir pula kekuasaan Belanda di Indonesia yang konon telah bertahan selama 350 tahun. Bagi A.H.J. Lovink sendiri, ia adalah orang terakhir yang melambaikan salam perpisahan itu untuk seluruh rakyat Indonesia                                        

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More