Ilmu sejarah mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Masa
lampau memiliki pengertian yang sangat luas, bisa berarti satu abad yang lalu, puluhan tahun
yang lalu, sebulan yang lalu, sehari yang lalu atausedetik yang lalu, bahkan waktu sekarang
ketika sedang membaca tulisan ini akan menjadi masalampau. Kita harus menyadari bahwa
rangkaian peristiwa sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa yang
berkelanjutan atau berkesinambungan (continuity). Roeslan Abdul Ghani mengatakan bahwa
ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu pertama, penglihatan ke masa
silam, kedua ke masa sekarang dan ketiga ke masa depan (to study history is to study the past
to built the future).
Dengan demikian, mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan
“waktu’ (time) yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa-masa berikutnya serta
melahirkan peristiwa-peristiwa yang baru yang saling terkait sehingga perjalanan sejarah
tidak pernah berhenti (stagnan). Ilmu sejarah juga mengenal adanya konsep ”perubahan”
(change) kehidupan sejak adanya manusia sampai sekarang yang berlangsung secara lambat
(evolusi) ataupun berlangsung dengan cepat (revolusi).
Sejarah bertugas untuk membuka kegelapan masa lampau manusia, memaparkan kehidupan
manusia, dalam berbagai aspek kehidupan. dan mengikuti perkembangannya dari masa yang
paling tua hingga kini dan untuk dijadikan pedoman di masa kini dan masa yang akan datang.
Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan
atau jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran
manusia, terhadap waktu dibagi menjadi tiga, dimensi yaitu: waktu yang lalu, waktu
sekarang, dan waktu yang akan datang di dalam satu kontinuitas.
Dimensi waktu dalam sejarah adalah, penting sekali,karena, peristiwa yang
menyangkut masyarakat manusia terjadi atau berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu.
Akan tetapi karena, tak dapat ditentukan kapan waktu berawal dan dan kapan waktu berakhir,
maka terbatasnya konsep tentang kelangsungan waktu itu lalu dibatasi dengan awal dan akhir
atas dasar kesadaran manusia yang disebut periode atau kurun waktu atau babakan waktu.
Babakan waktu juga dinamai penzaman, seralisasi, periodesasi dan masa.
Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia, tidak ada
satu masyarakat pun yang benar-benar statis, cepat atau lambat semua masyarakat akan
mengalami perubahan.
Panta Rei, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat
sewaktu-waktu bergerak dan berubah (Herclitus). Semua sisi kehidupan terus bergerak
seiring dengan perjalanan waktu dari masa lampau kemasa kini menuju masa yang akan
dating. Selama itu pula terjadi perubahan-perubahan. Sehingga setiap peristiwa sejarah tidak
berdiri sendiri atau terpisah. Dengan demikian, mempelajari sejarah bukan berarti
mempelajari sesuatu yang terpencil pada masa lampau, melainkan mempelajari sesuatu yang
terus berjalan dengan pijakan masa lampau, menarik garis ke masa sekarang dan ke masa
yang akan datang.
Ada dua macam perubahan, yaitu perubahan sosial dankebudayaan. Perubahan sosial
adalah perubahan lembaga-lembaga, kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan
kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat, dan sejenisnya bahkan perubahan-perubahandalam bentuk dan aliran-aliran
organisasi sosial.
Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama, yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara-cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perubahan itu ada yang
berjalan lambat (evolusi) ada juga yang berjalan cepat (revolusi).
Di samping itu ada perubahan yang kecil pengaruhnyadan ada yang besar, serta ada
perubahan yang dikehendaki dan ada pula, perubahan yang tidak dikehendaki dan tidak
direncanakan.
Sebab-sebab terjadinya perubahan ada yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri
dan ada yang berasal dari luar masyarakat. Di samping itu ada juga sejumlah faktor yang
mendorong jalanya perubahan dan ada juga sejumlah faktor yang menghalangi terjadinya
perubahan.
1. Faktor-faktor dari dalam :
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
b. Penemuan-penemuan baru
c. Pertentangan dalam masyarakat
d. Terjadinya pemberontakanatau revolusi dari dalam
2. Faktor-faktor dari luar :
a. Sebab-sebab yang berasaldari lingkungan alam fisik
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
.
Faktor-Faktor yang menyebabkan Terjadinya Perubahan
1. Faktor yang mendorong jalannya perubahan
a) Kontak dengan budaya lain
b) Sistem pendidikan yang maju
c) Sikap mengharagai hasil kerja orang lain dan memiliki keinginan untuk maju
d) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation) yang bukan
merupakan tindak pidana (delik)
e) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka.
f) Penduduk yang heterogen
g) Ketidak-puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu dan ada
hambatan untuk memperbaiki.
h) Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat.
i) Sikap mudah menerima hal-hal baru.
j) Orientasi ke masa depan.
k) Pandangan/nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki
hidupnya.
2. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan
a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlambat.
c) Sikap masyarakat yang tradisional yaitu sikap yang mengagung-agungkan tradisi
nenek moyang dan enggan menerima inovasi atau pemabaruan.
d) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali, mialnya
masyarakat feudal.
e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan.
f) Prasangka terhadap hal-hal yang baru dan asing.
g) Hambatan-hambatan yang bersifat idologis.
h) Adat atau kebiasaan yang menolak inovasi atau pembaruan.
i) Pandangan/nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin
diperbaiki.
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akbat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semua himpunan manusia
dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratanpersyaratan tertentu. Diantaranya : primary group dan secondary group; gemeinschalf dan
geselfchaft.
Primary group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal
mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja samaerat yang bersifat pribadi. Sedangkan
yang dimaksud pengertian secondary group adalah kebalikan dari primary group. Secondary
group sebagai kelompok-kelompok yang besar, yang terdiri banyak orang antara siapa
hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak begitu
langgeng.
Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa gemeinschalf adalah bentuk kehidupan
bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari
hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan. Contoh
bentuk gemeinschalf dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan dan rukun tetangga.
Sedangkan geselfchaft adalah kebalikannya, yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok
untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis
sebagaimana terdapat dalam mesin. Contoh bentuk geselfchaft ini terdapat bentuk utama
hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik. Seperti ikatan antara pedagang,
organisasai dalam suatu pabrik, industri dan lain-lain.
Di samping ada kelompok sosial juga terdapat sistemsosial dalam bentuk piramida
seperti berikut:
1. lapisan sosial atas (upper);
2. lapisan sosial menengah (midle);
3. lapisan sosial rendah (lower).
2 comments:
saya izin copas ya,...
Tidak ada jawaban yang singkat ???
Post a Comment