Latar belakang peristiwa :
Tahun 1961 Inggris merencanakan untuk memberi kemerdekaan kepada Federasi Malaya, yang wilayahnya meliputi : Semenanjung Melayu, Brunei, Singapura, Sabah dan Serawak. Rencana ini ditentang oleh Indonesia dan Philipina. Presiden Soekarno menganggap berdirinya Federasi Malaya sebagai bentuk dari Neo Kolonialisme Inggris yang sangat membahayakan revolusi Indonesia yang belum selesai. Sedangkan Philipina menentang karena wilayah Sabah dahulu merupakan wilayah kasultanan Sulu di Philipina Selatan.
Untuk menengahi perselisihan tiga anegara tersebut, diadakanlah Konferensi Maphilindo ( KTT Manila) pada bulan Juli-Agustus 1963, yang menghasilkan kesepakatan ”bahwa ketiga negara sepakat untuk meminta Sekjend PBB (U Than) menyelidiki keinginan rakyat-rakyat di daerah yang akan menjadi anggota federasi”.
Atas kesepakatan tersebut, PBB mengirim diplomat Michelmoore untuk melakukan penyelidikan, namun belum selesai penyelidikan dilakukan, P.M. Tengku Abdurrahman sudah mengumumkan berdirinya Federasi Malaya pada tanggal 16 September 1963, dengan wilayah : Semenanjung Melayu, Singapura, Sabah dan Serawak.
Tanggal 17 September pemerintah RI mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Inggris. Kedutaan Malaysia dan Inggris di jakarta di demonstrasi oleh ribuan massa pada tanggal 18 September 1963.
Konfrontasi mencapai puncaknya ketika Prersiden Soekarno mengumumkan Dwikora tanggal 3 Mei 1964 yang isinya :
Perhebat ketahanan revolusi Indonesia
Bantu perjuangan rakyat Malaya, Singapura, Sabah, Serawak dan Brunei untuk menggagalkan negara boneka Federasi malaya bentukan Inggris.
Untuk memperlancar operasi, dibentuk Brigade Sukarelawan Bantuan Tempur Dwikora pimpinan Kolonel Sobirin Mochtar. Konfrontasi ini terus berlangsung sampai dengan awal masa orde baru.
0 comments:
Post a Comment