Siddharta Gautama adalah putra Raja Suddhodana dari
Kerajaan Kosala. Keluarganya termasuk golongan ksatria dan
merupakan keturunan suku bangsa Sakya. Setelah memasuki masa
grhasta, ia dikawinkan dengan Putri Yasodhara dan melahirkan putra
bernama Rahula.
Semula ia hidup tenteram dalam kemewahan istana. Namun,
setelah melakukan lawatan keluar istana, Siddharta mengalami
pergulatan batin mengenai apa sebenarnya kehidupan itu. Ada empat
hal yang disaksikannya dalam lawatannya itu sehingga mengganggu
batinnya. Pertama, ia menyaksikan orang tua renta yang sudah bongkok.
Kedua, ia menyaksikan orang menderita penyakit kusta yang sangat
parah hingga tak sadarkan diri. Ketiga, ia menyaksikan mayat tengah
diusung dan diiringi orang-orang yang meratapi. Keempat, ia
menyaksikan fakir miskin yang berkeliling dengan kepala gundul dan
berbaju kuning (saniasin).
Setelah kegelisahannya memuncak, Siddharta pergi meninggalkan
istana, mencukur rambutnya, menggunakan jubah kuning, dan bertapa
tanpa bekal apa pun. Peristiwa ini terjadi pada tahun 524 SM, tepatnya
ketika Siddharta berusia 39 tahun. Tempat pertapaannya itu dinaungi
pohon bodhi.
Pada tahun 517 SM, yaitu malam yang dikenal sebagai Malam
Suci, Siddharta mendapat penerangan agung. Ia kemudian disebut
Siddharta Gautama, artinya orang yang mencapai tujuan. Ia disebut
juga Buddha Gautama, artinya orang yang menerima Bodhi, dan
Sakyamuni, artinya orang bijak keturunan Sakya.
Hari lahir, saat menerima wahyu dan hari wafatnya Siddharta
jatuh pada hari dan tanggal yang sama, yaitu pada bulan Mei saat
berlangsungnya purnama. Ketiga hari itu dijadikan hari suci umat
Buddha, Waisak.
0 comments:
Post a Comment