Blogroll

Akrab Senada, adalah Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia. merupakan kumpulan pemikiran, program, dan materi pelajaran dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Sejarah khususnya tingkat SMA.

Monday, September 2, 2013

Zaman Neolitikum



Zaman  Neolitikum artinya  zaman  batu  muda.  Di  Indonesia, zaman Neolitikum dimulai  sekitar 1.500 SM. Cara hidup  untuk memenuhi kebutuhannya telah  mengalami  perubahan pesat, dari cara food gathering menjadi food producting, yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak.  Pada masa itu manusia sudah  mulai  menetap  di rumah  panggung  untuk  menghindari bahaya binatang  buas.
Manusia pada masa Neolitikum ini pun telah mulai membuat lumbung-lumbung guna menyimpan persediaan padi dan gabah. Tradisi  menyimpan padi di lumbung ini  masih  bisa dilihat  di Lebak,  Banten.  Masyarakat  Baduy di sana begitu  menghargai padi yang dianggap pemberian Nyai Sri Pohaci. Mereka tak perlu membeli beras dari pihak luar karena menjualbelikan padi  dilarang secara hukum adat. Mereka rupanya  telah mempraktikkan swasembada pangan sejak zaman nenek moyang.

Pada zaman ini, manusia purba Indonesia telah mengenal dua jenis peralatan,  yakni beliung persegi dan kapak lonjong. Beliung persegi menyebar di Indonesia bagian Barat, diperkirakan budaya ini disebarkan dari Yunan  di Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya  ke Kepulauan Indonesia.  Kapak  lonjong tersebar di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang, kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina, Sulawesi Utara, Maluku,

Irian dan kepulauan Melanesia. Contoh dari kapak persegi adalah yang ditemukan di Bengkulu, terbuat dari batu kalsedon; beruku- ran 11,7×3,9 cm, dan digunakan sebagai benda pelengkap upacara atau bekal kubur.  Sedangkan  kapak lonjong yang ditemukan di Klungkung, Bali, terbuat  dari batu agats; berukuran 5,5×2,5 cm; dan  digunakan dalam  upacara-upacara terhadap  roh  leluhur. Selain itu ditemukan pula sebuah kendi yang dibuat  dari tanah liat; berukuran 29,5×19,5 cm; berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kendi  ini digunakan sebagai bekal kubur.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More