Blogroll

Akrab Senada, adalah Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia. merupakan kumpulan pemikiran, program, dan materi pelajaran dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Sejarah khususnya tingkat SMA.

Wednesday, August 28, 2013

Peristiwa Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945



a.     Pembentukan BPUPKI dan PPKI
K
edudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya menjelang tahun 1943 mengalami penurunan (the turning point) yang ditandai dengan kekalahan beruntun dari Sekutu. Jatuhnya Pulau Saipan ke tangan Sekutu, mengakibatkan perubahan dalam pemerintahan Jepang dengan digantinya PM Hideki Tojo oleh PM Kuniaki Koiso. Untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia dalam perangnya menghadapi Sekutu, pada tanggal 7 September 1944 PM Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia kelak dikemudian hari. Janji tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan dibentuknya badan penyelidik untuk mengetahui persiapan kemerdekaan tersebut.
         Pada tanggal 1 Maret 1945, Panglima Tentara Ke-16 Letjen Kumakichi Harada mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai dengan ketuanya dr. Radjiman Wediodiningrat. Badan ini bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang penting mengenai masalah tata pemerintahan Indonesia merdeka. BPUPKI mengadakan dua kali sidang, sidang pertama (29 Mei-1 Juni 1945) yang dilaksanakan di gedung Cuo Sangi In, pembicaraan dipusatkan kepada usaha merumuskan dasar filsafat bagi negara Indonesia merdeka. Dalam sidang hari terakhir tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno sebagai salah satu pembicara mengutarakan istilah Pancasila.

         Sampai sekarang tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.  Dalam sidangnya yang kedua (10-16 Juli 1945), BPUPKI berhasil membentuk panitia, yaitu : Panitia Perancang Undang-Undang yang diketuai Ir. Soekarno, Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai oleh Abikusno Tjokroadisurjo, dan Panitia Keuangan dan Perekonomian yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta.
         Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan, dan sebagai penggantinya dibentuk Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Linkai dengan ketuanya Ir. Soekarno. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Panglima Mandala seluruh Asia Tenggara yaitu Marsekal Terauchi ke Dalath (Vietnam Selatan). Marsekal Terauchi menyampaikan tentang keputusan Pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk melaksanakan keputusan tersebut dibentuk PPKI. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda.

b.     Peristiwa Rengasdengklok
         Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AU AS. Berita kekalahan Jepang ini telah diketahui oleh sebagian pemimpin Indonesia, terutama para pemuda. Tokoh-tokoh pemuda tersebut kemudian mengadakan pertemuan di Lab. Bakteriologi Jl. Pegangsaan Timur 13, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut para pemuda sepakat mengambil keputusan, “bahwa Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal bangsa Indonesia sendiri yang tak dapat digantungkan pada bangsa lain, dan jalan satu-satunya adalah dengan memproklamasikan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri”.
         Para pemuda kemudian mendesak Soekarno dan Moh. Hatta yang baru datang dari Dalath untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dengan memanfaatkan kondisi pemerintahan yang vacuum of power (kekosongan kekuasaan) dan lepas dari pengaruh Jepang (PPKI). Tetapi pihak Soekarno-Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia melanjutkan usaha yang sudah dimulai dari bawah atau lepas dari proses yang sudah berjalan itu, tidak menjadi soal, karena toh Jepang sudah kalah. Yang penting adalah menghadapi kekuatan Sekutu yang akan mengembalikan kekuasaan Belanda. Lagi pula tentara Jepang masih bersenjatakan lengkap dan mempunyai tugas memelihara status quo sebelum Sekutu datang ke Indonesia. Soekarno-Hatta masih ingin membicarakan pelaksanaan proklamasi Kemerdekaan Indonesia di dalam rapat PPKI yang telah ditentukan pada tanggal 16 Agustus 1945. Pendapat itulah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda, karena PPKI telah dianggap badan buatan Jepang.


         Perbedaan faham antara golongan muda dan golongan tua tentang waktu pelaksanaan proklamasi mendorong golongan muda untuk membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok yaitu di rumah salah seorang keturunan Cina,  Djiaw Kie Siong. Keputusan itu berdasarkan rapat terakhir para pemuda tanggal 16 Agustus 1945 dini hari di Asrama Baperpi Jalan Cikini 71, Jakarta. Pertemuan itu di antaranya dihadiri oleh Chaerul Saleh, Soekarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi dari Barisan Pelopor, dan Syodanco Singgih dari Peta. Tujuan diamankannya kedua tokoh tersebut adalah untuk menjauhkannya dari segala pengaruh atau intimidasi Jepang.
         Dipilihnya Rengasdengklok sebagai tempat “pengamanan” Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebelum proklamasi kemerdekaan adalah karena letaknya yang strategis, yaitu :
1)     daerah tersebut dilatarbelakangi Laut Jawa, sehingga jika ada serangan segera pergi melalui laut
2)     di sebelah timur dibentengi oleh wilayah Purwakarta dengan satu Daidan Peta dan Cilamaya
3)     di sebelah selatan ada pasukan Peta di Kedung Gedeh         
4)     di sebelah barat ada pasukan Peta di Bekasi.
         Sementara itu di Jakarta, terjadi kesepakatan antara Mr. Achmad Subardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta. Keselamatan tokoh-tokoh pelaksana proklamasi dijamin oleh Laksamana Muda Tadoshi Maeda selama berada di rumahnya. Maeda adalah Wakil Komandan AL Jepang yang banyak menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaannya. Berdasarkan keputusan tersebut, Mr. Achmad Subardjo bersama Sudiro (Sekretaris pribadi Soekarno) diantarkan oleh Jusuf Kunto untuk menjemput Soekarno-Hatta dan dibawa kembali ke Jakarta.


c.     Perumusan Naskah dan Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan RI
         Setelah rombongan tiba di Jakarta langsung menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional Depdiknas). Di rumah inilah naskah proklamasi kemerdekaan dirumuskan. Kalimat pertama Naskah Proklamasi diambil dari Piagam Jakarta didiktekan oleh Mr. Achmad Subarjo, sedangkan kalimat kedua (pemindahan kekuasaan) ditambahkan atas usul Moh. Hatta. Naskah seluruhnya ditulis oleh Soekarno dan kemudian diruangan lain dibacakan olehnya kepada semua yang hadir. Sukarni menentang perumusan kalimat kedua karena kurang anti Jepang, tetapi argumentasi emosionalnya ditolak. Perdebatan tentang penandatanganan diselesaikan atas usul Sukarni, yaitu “Atas nama bangsa Indonesia”. Kemudian Sayuti Melik mengetik naskah yang telah dibuat dan disetujui oleh semua hadirin, lalu ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta. Naskah inilah yang disebut sebagai naskah yang autentik.
         Perubahan-perubahan yang dilakukan pada teks proklamasi tersebut, yaitu : kata tempoh menjadi tempo, wakil bangsa Indonesia menjadi atas nama bangsa Indonesia, Djakarta 17-8-05 menjadi Djakarta hari 17 bulan 8 tahoen 05.

         Pada tanggal 17 Agustus 1945, hari Jum’at pukul 10.00 WIB., di halaman rumah Ir. Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56, naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Moh. Hatta. Setelah pembacaan teks proklamasi, acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh pemuda Suhud dan Latif Hendraningrat, dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Upacara yang dilakukan secara sederhana tetapi khidmat telah mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan menuju cita-cita nasional bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat adil dan makmur.
         Proklamasi kemerdekaan Indonesia mengandung makna penting, yaitu :
1)     Puncak perjuangan bangsa Indonesia yang membuktikan adanya kematangan pemikiran. Berkat tekad dan kekuatan sendiri, bangsa Indonesia berhasil menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari penjajahan asing. Sejak saat itu bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri bangsanya dan mempertahankannya dari segala macam bentuk gangguan.
2)     Pelopor kemerdekaan bangsa Asia-Afrika, karena Indonesia merupakan bangsa pertama di Asia-Afrika yang merdeka setelah Perang Dunia II.
3)     Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4)     Dasar dan dorongan revolusi yang membawa kepada kebenaran asas dan tujuan.
5)     Titik tolak pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera).
(Catatan : Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun! Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!. Sumber : Bob Hering : Soekarno Bapak Indonesia Merdeka).

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More